Selasa, 17 Januari 2012

Statistika


STATISTIKA

1.      Pengertian Satatistik
Statistik adalah kata yang digunakan untuk menyatakan sekumpulan fakta, umumnya
berbentuk angka-angka yang disusun dalam tabel atau diagram yang melukiskan atau
menggambarkan suatu kumpulan data yang mempunyai arti.
Untuk memudahkan, berikut ini disampaikan beberapa contoh :
a.        "Ada 60 % dari penduduk yang memerlukan air bersih, kata 60 % adalah statistic
b.      Statistik vital pragawati tersebut adalah 38 - 33 - 35, rangkaian angka-angka ini disebut juga "statistik" karena mempunyai arti.
Sedangkan statistika menunjukkan suatu pengetahuan yang berhubungan dengan caracara
pengumpulan fakta, pengolahan, penganalisisan, dan penarikan kesimpulan serta
pembuatan keputusan yang cukup beralasan berdasarkan fakta yang ada.
2.      Peranan Statistik
Statistik berfungsi hanya sebagai alat bantu! Peranan statistik dalam penelitian tetap
diletakkan sebagai alat. Artinya, statistik bukan menjadi tujuan yang menentukan
komponen penelitian lain. Oleh sebab itu, yang berperan menentukan tetap masalah
yang dicari jawabannya dan tujuan penelitian itu sendiri.
Statistik dapat berguna dalam penyusunan model, perumusan hipotesis, pengembangan
alat pengambil data, penyusunan rancangan penelitian, penentuan sampel, dan analisis
data, yang kemudian data tersebut diinterpretasikan sehingga bermakna.
Hampir semua penelitian ilmiah dilakukan terhadap sampel kejadian, dan atas dasar
sampel itu ditarik suatu generalization. Suatu generalisasi pasti mengalami error;
disinilah salah satu tugas statistik bekerja atas dasar sampel bukan populasi. Dengan
demikian pengujian hipotesis dapat kita lakukan dengan teknik-teknik statistik.
Dari hasil analisis statistik yang diperoleh berdasarkan perhitungan yang berbentuk
angka-angka tersebut, sebenarnya belum mempunyai arti apa-apa tanpa dideskripsikan
dalam bentuk kalimat atau kata-kata di dalam penarikan kesimpulan. Jika tidak, maka
hasil analisis tersebut tidak akan bermakna dan hanya tinggal angka-angka yang tidak
"berbunyi".

3.      Penyajian Data
Penyajian data statistik pada dasarnya dapat dibagi dalam bentuk :
1. Tabel.
Penyajian dalam bentuk tabel terdiri atas bermacam-macam jenis, yakni tabel tunggal
(univariat), tabel silang (bivariat), maupun multivariat.
Contoh tabel tunggal, Data siswa kelas II dan III SD Labuan dalam bentuk frekuensi
dan porsentase
Tabel 1. BANYAK SISWA KELAS I – VI SD LABUAN
NO
Variabel
Frekuensi
Presentase (%)
1
Kelas I
34
15,81
2
Kelas II
35
16,28
3
Kelas III
38
17,67
4
Kelas IV
35
16,27
5
Kelas V
37
17,21
6
Kelas VI
36
16,75

Jumlah
215
100,00

Contoh tabel silang (bivariat): Seorang guru melakukan penelitian mengenai pendapat
siswa tentang fungsi Usaha Kesehatan Sekolah. “pooling” ini dikaitkan dengan latar
belakang pendidikan orang tua siswa tersebut, hasil “poling” dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 2. PENDAPAT SISWA TENTANG FUNGSI UKS SEKOLAH
BERDASARKAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA
No.
kategori
Status social ekonomi orang tua
Jumlah
Tinggi
Rendah
1
Cukup
13
15
38
2
kurang
18
25
43
3
Baik
36
12
48

Jumlah
67
52
129

Contoh tabel silang (multivariat): Hasil “pooling” pendapat siswa tentang fungsi Unit
Kesehatan Sekolah sekolah dasar berdasarkan status sosial ekonomi orang tua dan latar
belakang pendidikan pada SD Labuan.

Tabel 3. PENDAPAT SISWA TENTANG FUNGSI UKS SEKOLAH
BERDASARKAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN
LATAR BELAKANG PENDIDIKAN PADA SD LABUAN
No
Pendapatan
Status Sosial Ekonomi Orang Tua
Jumlah
SD
SMP
SMA
PT
SD
SMP
SMA
PT
1
Baik
14
17
13
4
27
20
14
2
111
2
Cukup
18
21
14
12
25
21
18
11
140
3
Kurang
6
14
21
26
18
15
8
3
111
Jumlah
38
52
48
42
70
56
40
16
362

2. Diagram.
Penyajian data dalam bentuk diagram, dapat dibagi dalam beberapa bentuk, ada bentuk
batang, pastel, garis, atau dalam bentuk simbol.
Berikut adalah data banyak penduduk salah satu RT 2 LK. I Rajabasa Kota Bandar
Lampung berdasarkan latar belakang pendidikan mereka.

Tabel 4. DATA PENDUDUK RT 2 LK.I RAJABASA BERDASARKAN JENJANG
PENDIDIKAN
Timgkat pendidikan
Banyak penduduk
Jumlah
Pria
Wanita
SD
13
15
38
SMP
18
25
43
SMA/SMK
36
12
48
PT
8
4
12

Tugas dan Latihan :
1. Tuliskan peranan statistik dalam penelitian!
2. Buatlah data yang ada pada sekolah anda (data guru atau data siswa) dalam bentuk
tabel dan diagram!
3. Untuk membuat suatu daftar atau tabel, hal-hal apa saja yang harus diperhatikan ?
4. Lihat gambar 1, Lengkapilah data itu dengan nilai porsentase!

Pokok Bahasan II : Gejala Pusat dan Ukuran Letak
Tujuan Pembelajaran :
1. Agar mahasiswa dapat menjelaskan pengertian dari distribusi frekuensi.
2. Agar mahasiswa dapat memahami langkah-langkah penyusunan distribusi
     frekuensi.
3. Agar mahasiswa dapat menentukan gejala pusat dan ukuran letak dengan
     menghitung rata-rata hitung.
4. Agar mahasiswa dapat menentukan gejala pusat dan ukuran letak dengan
     menghitung modus, median, dan persentil.

Ringkasan Materi :
Sebelum penjelasan tentang kecenderungan gejala pusat, pemahaman akan distribusi
frekuensi sangat diperlukan, karena data apapun yang diperoleh dari lapangan belumlah
memiliki makna dan arti sama sekali, boleh dikatakan hanya sekumpulan angka-angka
kasar yang “tidak berbunyi”, jadi belum memberikan informasi yang berarti, dan
karenanya diperlukan tindak lanjut atau langkah tertentu. Untuk itu, angka atau data
yang telah dikumpulkan itu perlu dideskripsikan secara teratur, ringkas, mudah
dipahami dan dimengerti, sehingga dapat memberikan informasi mengenai karakter atau

ciri atau sifat yang terkandung dalam sekumpulan data tersebut. Contoh berikut dapat
memperjelas makna dari uraian di atas.
Dari hasil tes matematika 40 orang siswa kelas IV SD Negeri 2 Natar diperoleh angkaangka
sebagai berikut :
54 53 55 56 57 68 74 65 64 58 58 52 53 67 64 56 63 72 66 65
57 55 69 68 54 66 71 64 67 56 69 65 56 69 59 64 73 69 68 58
Akan sulit menjawab pertanyaan berikut :
1. Berapa banyak siswa yang mendapat nilai di bawah 40?
2. Berapa banyak siswa yang mendapat nilai tertinggi?
3. Berapa banyak siswa yang mendapat nilai antara 50 – 65?
Untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, maka data di atas perlu disusun
dalam bentuk distribusi frekuensi dengan jalan menghitung frekuensi yang dimiliki
oleh setiap nilai yang berada pada deretan nilai tertentu.
A. Membuat Distribusi frekuensi
Frekuensi adalah kekerapan atau keseringan suatu data berulang atau berada dalam
deretan angka tersebut, sedangkan distribusi adalah penyaluran, pembagian atau
pencaran data dalam suatu keadaan. Oleh karena itu, distribusi frekuensi adalah
penyajian data yang di dalamnya melukiskan atau menggambarkan pencaran
sekumpulan data (biasanya dalam bentuk tabel). Sebagai contoh lihat tabel 5, yang
merupakan olahan dari sekumpulan data angka di atas. Olahan angka tersebut dapat
disusun dalam bentuk tabel distribusi frekuensi (data kelompok):
Ada beberapa istilah dan pengertian yang sering dipakai berkaitan dengan distribusi
frekuensi :
a. Kelas Interval
- Kelas Interval Pertama
- Kelas Interval Kedua
b. Frekuensi: Bilangan-bilangan yang menyatakan berapa buah data terdapat dalam
    tiap kelas interval
c. Ujung bawah kelas interval: Bilangan yang terdapat di sebelah kiri kelas- kelas
    interval
d. Ujung atas interval: Bilangan yang terdapat di sebelah kanan kelas-kelas interval
e. Panjang kelas interval: Selisih positif antara ujung-ujung bawah/ujung atas yang
    berurutan
f. Tanda kelas atau titik tengah kelas interval, merupakan bilangan yang menunjukkan
  setengah dari jumlah ujung bawah dan ujung atas. Contoh: Kelas I ½ (51 + 54) =
52,5 dan seterusnya.
g. Batas bawah dan batas atas kelas interval :
1. Batas Bawah Kelas Interval adalah bilangan yang didapat dari ujung bawah
dikurangi 0,5 kalau bilangan tersebut bulat, dan 0,05 bila bilangan satu
desimal.
2. Batas Atas Kelas Interval adalah bilangan yang diperoleh dari ujung atas
ditambah 0,5 bila bilangan itu bulat dan 0,05 bila bilangan satu desimal.

Langkah-langkah membuat distribusi frekuensi :
Untuk menjelaskan cara-cara membuat daftar distribusi frekuensi lebih baik langsung
dilihat contoh berikut:
 Misal: Ada 80 orang siswa yang memiliki nilai mata pelajaran
Pendidikan Agama :
32;33;34;35;36;40;41;42;43;44;51;52;53;54;55;56;57;58;60;61;
62;63;64;70;62;63;64;70;71;72;73;74;75;76;80;82;83;84;85;86;
87;88;89;90;65;66;67;68;69;77;78;79;81;91;45;46;47;48;49;50;
59;77;78;79;31;35;41;43;47;48;49;50;52;53;57;58;59;60;62;67;


Langkah-langkah pembuatan daftar dapat dipedomi sebagai berikut:
1. Menyusun data dari yang terkecil hingga terbesar
2. Menentukan Range (Rentang) _ R
    Selisih antara data terbesar dengan terkecil Misal : Data terbesar 90 (cetak tebal);
    Data terkecil 31 (cetak bergaris bawah) _ R = 90 – 31 = 59
3. Menentukan banyaknya kelas interval (K) Rumus Sturges (K = 1 + (3,3) Log n;
    n = 80, dan log 80 = 1,9031. _ K = 1 + (3,3) 1,9031 K = 7,2802 Dengan demikian
    nilai K = 7 atau 8.
4. Menentukan panjang kelas interval (P) P = R/K, Jadi 59/7 = 8,43. Jadi bisa 8 atau 9
5. Pilih ujung bawah kelas interval pertama (dapat diambil data terkecil)

B. Gejala Pusat dan Ukuran Letak
Salah satu jenis gejala pusat yang sering digunakan adalah rata-rata hitung atau mean,
yaitu sebuah nilai atau angka yang representatif atau dapat mewakili sekumpulan nilai
yang dihadapi. Nilai rata-rata atau ukuran rata-rata yang berupa angka terssebut pada
umumnya mempunyai kecenderungan untuk berada di sekitar titik pusat penyebaran
angka tersebut. Ada lima macam ukuran rata-rata yang sering digunakan :
a. Rata-rata hitung atau mean (sering dilambangkan dibaca “eksbar”atau M)
b. Rata-rata pertengahan yang dikenal dengan istilah median, yaitu suatu nilai yang
    membagi suatu distribusi ke dalam dua bagian yang sama besar.
c. Modus atau Mode, yaitu sebuah nilai angka yang sering timbul atau muncul, atau
     memiliki frekuensi terbanyak dalam suatu distribusi.
d. Rata-rata ukur atau Geometric Mean, yaitu hasil perkalian bilangan tersebut, diakar
    pangkatkan dengan bilangan itu sendiri.
e. Rata-rata harmonik, merupakan nilai kebalikan dari rata-rata hitung
Catatan : dua macam rata-rata yang terakhir (rata-rata ukur dan rata-rata harmonik jarang dilakukan,
maka penjelasan cukup memperkenalkan adanya dua macam rata-rata itu).

Langkah-langkah menghitung median :
Yang dimaksud dengan median ialah suatu angka atau nilai yang membagi suatu
distribusi data ke dalam dua bagian atau kelompok sama besar. Dengan demikian suatu
distribusi data dapat kita cari letak median dengan cara menentukan nilai yang paling
tengah.

Langkah-langkah menghitung mode :
Untuk menyatakan fenomena atau nilai yang mempunyai frekuensi paling banyak
terjadi. Modus (Mo) ukuran ini sering dipakai untuk menentukan rata-rata data secara
kualitatif.
Jika data kualitatif sudah disusun dalam daftar distribusi frekuensi maka modusnya
dapat ditentukan dengan rumus:
                          = b +

b = batas nyata bawah atau batas bawah kelas interval
P = Panjang kelas interval
b1 = Selisih positif antara frekuensi kelas interval tempat modus dengan frekuensi kelas
        interval sebelumnya
b2 = Selisih positif antara frekuensi kelas interval tempat modus dengan frekuensi
        kelas interval urutan sesudahnya.

Tugas dan Latihan :
1. Tuliskan apa beda antara ujung atas dan ujung bawah!
2. Buatlah data yang ada pada sekolah anda (data guru atau data siswa), kemudian
     hitunglah rata-rata, median dan modusnya!
3. Berdasarkan soal di atas (nomor 2). Kesimpulan apa yang anda peroleh?
4. Data dibawah ini merupakan data nilai mata pelajaran Biologi
    56;59;61;65;64;57;58;52;53;54;55; 64;66;62;64;58;64;67;68;71;75;57;58;61;64;
     62;66;55;57;52;51;54;56;61;68;62;65;58;64;67;68;71;75;57;58;61;64;56;65;64;
   57;58;52;53;54;55;64;66;62;64;58;64;67;68;73;76;54;59;61;67;65;64;57;58;52;
   53;54;55;64;66;62;64;58;64;67;68;71;75;57;58;61;64;65;64;57;58;52;53;54;55;
a. Buatlah daftar distribusi frekuensi dengan menggunakan aturan Sturges.
b. Buatlah daftar distribusi frekuensi dengan mengambil banyak kelas interval 10!
c. Hitunglah rata-rata, median dan modusnya!
d. Bandingkan ketiga macam ukuran tersebut, kesimpulan apa yang anda peeroleh?
Pokok Bahasan III : Ukuran Simpangan baku dan Varians (1 X Pertemuan)
Tujuan Pembelajaran :
1. Agar mahasiswa dapat menentukan ukuran simpangan baku dan varians
2. Agar mahasiswa dapat menentukan ukuran varians
Ringkasan Materi :
Standar deviasi atau simpangan baku adalah satuan ukuran penyebaran frekuensi dari
tendensi sentralnya. Setiap frekuensi mempunyai deviasi dari tendensi sentralnya, dan
juga merupakan ukuran penyebaran bagi variabel kontinum, bukan variabel deskrit.
Kegunaannya adalah memberikan ukuran variabelitas dan homogenitas dari serangkain
data. Semakin besar nilai simpangan suatu data semakin tinggi pula variabelitas dan
semakin kurang homogenitas dari data tersebut. Sebaliknya, bila simpangan baku kecil,
maka data tersebut semakin dekat kepada sifat homogenitasnya.
Tugas dan Latihan :
1. Apakah kegunaan ukuran variasi itu ?
2. Data dibawah ini merupakan data nilai mata pelajaran Biologi :
   68;71;75;57;64;57;58;52;53;54;55;64;66;62;64;58;56;59;61;65;64;57;64;58;52;
   65;72;74;53;62;53;54;56;56;53;58;61;63;65;62;54;52;56;65;63;62;55;68;56;54;
   63;70;72;58;67;51;59;54;51;57;55;66;68;67;63;56;54;57;63;62;67;56;67;53;51;
Hitunglah simpangan baku dan varians dari data tersebut!
Pokok Bahasan IV : Jenis data dan Pengujian Hipotesis
Tujuan Pembelajaran :
1. Agar mahasiswa dapat membedakan berbagai macam jenis data.
2. Agar mahasiswa menjelaskan pengertian hipotesis.
3. Agar mahasiswa dapat merumuskan berbagai macam hipotesis.
4. Agar mahasiswa dapat menentukan macam-macam uji hipotesis.

Ringkasan Materi :
A. Jenis Data
Gejala atau data statistik yang ada dapat dibedakan menurut sifat, bentuk angka,
sumber data, dan cara pengukuran/ pengumpulan.
1. Penggolongan data ditinjau menurut sifat; data dapat dibedakan data diskrit dan
data kontinu.
a. Data diskrit, yaitu data yang tidak mungkin berbentuk atau memiliki nilai
pecahan. Pada umumnya disebut sebagai gejala nominal, yakni gejala yang
bervariasi menurut jenis, misal : jumlah anggota keluarga, jumlah buku, jenis
kelamin, pekerjaan, agama, media massa, dan sebagainya.
b. Data kontinu, yaitu data yang angka-angkanya merupakan deretan angka yang
sambung-menyambung, yang merupakan suatu kontinum, dan memiliki nilai
pecahan misal : data tinggi badan 155 cm, 155,1 cm, 155,2 cm, 155,3 cm dan
seterusnya. Data opini atau sikap misalnya: sangat setuju, setuju, ragu-ragu,
tidak setuju, sangat tidak setuju.
2. Penggolongan data ditinjau menurut bentuk angka; data statistik dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu data tunggal, dan data kelompok (golongan).
a. Data tunggal adalah data statistik yang masing-masing angkanya merupakan
satu unit (satu kesatuan), berdiri sendiri dan tidak dikelompokkan, misal data
nilai hasil ujian siswa.
b. Data kelompok adalah data statistik yang setiap unitnya terdiri dari sekelompok
angka, misal nilai ujian siswa yang angka-angkanya dikelompok-kelompokkan,
misal : nilai 40 orang siswa dikelompokkan menjadi : 76 – 80 71 – 75
66 – 70 61 – 65, dan seterusnya.
Created by Eko Susanto
3. Penggolongan data ditinjau dari sudut sumber data, dapat dibedakan menjadi data
primer dan data sekunder.
a. Data primer adalah data statistik yang diperoleh atau bersumber dari tangan
   pertama (first hand data).
b. Data sekunder adalah data statistik yang diperoleh atau bersumber dari tangan
    kedua (second hand data).
4. Penggolongan menurut cara pengukuran/pengumpulan dengan menggunakan skala,
   maka diketahui ada empat macam data, yaitu : skala nominal, ordinal, interval,
   dan skala ratio.
a. Skala nominal, yaitu data statistik yang didasarkan atas penggolongan dan atas
   kriteria yang sangat tegas batasnya, misal : data jenis kelamin, agama, pekerjaan,
   media massa dan lainnya.
b. Skala ordinal, yakni gejala yang selain memiliki variasi berdasarkan jenis
   atau golongan dengan besaran pada setiap kriteria bisa jadi tidak sama, juga
   memiliki tingkatan besar-kecil atau tinggi-rendahnya; misal : sangat setuju,
   setuju, kurang setuju; kaya, sedang, dan miskin.
c. Skala interval, adalah data yang menunjukkan selain penggolongan yang
   kontinum, juga memiliki variasi berdasarkan jenis, tingkatan, dan memiliki jarak
   yang sama antara gejala yang satu dengan gejala lainnya yang terdekat, misal :
   angka hasil belajar mahasiswa.
d. Skala rasio, yakni selain memiliki ciri-ciri dari ketiga golongan tersebut di
    atas, juga memiliki nilai nol murni (absolut) dalam artian secara matematis;
    misal : penghasilannya Rp 0,- berarti sama sekali tidak mempunyai penghasilan.

Pengertian tentang skala data statistik tersebut di atas sangat penting dalam memilih
teknik statistik yang akan digunakan. Ada teknik statistik tertentu hanya berlaku untuk
jenis data statistik tertentu saja, tidak berlaku untuk jenis data statistik yang lain.
B. Pengujian Hipotesis
Hipotesa adalah suatu pernyataan mengenai nilai suatu parameter populasi yang
dimaksudkan untuk pengujian dan berguna untuk pengambilan keputusan. Pengujian
hipotesa adalah prosedur yang didasarkan pada bukti sampel yang dipakai untuk
menentukan apakah hipotesa merupakan suatu pernyataan yang wajar dan oleh
karenanya tidak ditolak, atau hipotesa tersebut tidak wajar dan oleh karena itu harus
ditolak. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis adalah anggapan dasar atau
pernyataan tentang parameter dari satu atau lebih populasi yang boleh jadi benar atau
boleh jadi tidak benar.
Prosedur Pengujian Hipotesa
Langkah 1. Merumuskan Hipotesa (Hipotesa Nol (H0) dan Hipotesa Alternatif (HA)
Langkah 2. Menentukan Taraf Nyata (Probabilitas menolak hipotesa)
Langkah 3. Menentukan Uji Statistik (Alat uji statistik yang akan digunakan: uji z, t, F,
c 2 dan lain-lain)
Langkah 4. Menentukan daerah keputusan (daerah di mana hipotesa nol diterima atau
ditolak)
Langkah 5. Mengambil Keputusan Menolak H0 atau Menerima H0
Sebagai contoh dapat diikuti proses berikut :
Langkah 1. Merumuskan Hipotesa, misal :
Hipotesa nol : Satu pernyataan mengenai nilai parameter populasi, sebagai contoh
Tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara kemandirian belajar dan
kreatifitas dalam belajar”.
Hipotesa alternatif : Suatu pernyataan yang diterima jika data sampel memberikan
cukup bukti bahwa hipotesa nol adalah salah, misal : “Terdapat hubungan positif yang
signifikan antara kemandirian belajar dan kreatifitas dalam belajar.
Langkah 2. Menentukan taraf nyata
Taraf nyata : Probabilitas menolak hipotesa nol apabila hipotesa nol tersebut adalah
benar. Contoh : taraf nyata (signifikan) pada taraf 0,05 (5 %) atau 0,01 (1 %), berarti
pengambil keputusan meyakini bahwa penelitian ini bila dilakukan sebanyak 100 kali,
maka sebesar 5 % (5 kali) hasilnya akan meleset atau tidak sama dengan kenyataan
penelitian.
Langkah 3.Menentukan Uji Statistik (Alat uji statistik, uji z, t, F, c 2 dan lain-lain)
Uji statistik yaitu suatu nilai yang diperoleh dari sampel dan digunakan untuk
memutuskan apakah akan menerima atau menolak hipotesa. Misal : Nilai z diperoleh
dari rumus berikut:
dimana :
z : Nilai z
xx : Rata-rata hitung sampel
m : Rata-rata hitung populasi
sx : Standar error sampel, di mana sx = s/Ön apabila standar deviasi populasi
diketahui, dan sx =s/Ön apabila standar deviasi populasi tidak diketahui.
Langkah 4. Menentukan daerah keputusan (daerah di mana hipotesa nol diterima atau
ditolak)
Ada dua macam untuk menentukan daerah keputusan (1) pengujian satu arah, yaitu
penolakan Ho hanya satu daerah yang terletak di ekor sebelah kanan saja atau ekor
sebelah kiri saja. Karena hanya satu daerah penolakan berarti luas daerah penolakan
tersebut sebesar taraf nyata : dan untuk nilai kritisnya biasa ditulis dengan Z .
Sedangkan pengujian dua arah, yaitu daerah penolakan H0 ada dua daerah yaitu terletak
di ekor sebelah kanan dan kiri. Karena mempunyai dua daerah, maka masing-masing
daerah mempunyai luas ½ dari taraf nyata yang dilambangkan dengan ½ , dan nilai
kritisnya biasa dilambangkan dengan Z ½ a .
Langkah 5. Mengambil Keputusan Menolak H0 atau Menolak H0 Menerima H1.
Misal : mengambil Keputusan Nilai uji z ternyata terletak pada daerah menolak H0.
Nilai uji z = –5,11 terletak disebelah kiri –1,96. Oleh sebab itu dapat disimpulkan
bahwa menolak H0, dan menerima HA, sehingga pernyataan bahwa hasil rata-rata
investasi sama dengan 13,17% tidak memiliki bukti yang cukup kuat.

Tugas dan Latihan :
1. Jelaskan pengertian data primer dan data sekunder?
2. Jelaskan pengertian data tunggal dan data kelompok?
3. Jelaskan perbedaan data kontiniu dan data diskrit. Penjelasan disertai dengan
    pemberian contoh (minimal masing-masing tiga contoh)?
4. Jelaskan pula tentang perbedaan data interval dan data ratio. Penjelasan disertai
    dengan pemberian contoh (minimalmasing-masing tiga contoh)?
5. Rumuskan secara lengkap hipotesis untuk uji hubungan suatu penelitian dengan
    sesuai dengan langkah-langkahnya!
6. Rumuskan secara lengkap hipotesis untuk uji perbedaan suatu penelitian dengan
    sesuai dengan langkah-langkahnya!
Pokok Bahasan V: Uji hubungan
Tujuan Pembelajaran :
1. Agar mahasiswa dapat menghitung hubungan dengan teknik korelasi menggunakan
    rumus Pearson (Product Moment).
2. Agar mahasiswa dapat menghitung hubungan dengan teknik korelasi menggunakan
   rumus “rank order” (Spearman).
3. Agar mahasiswa dapat menghitung hubungan dengan teknik korelasi menggunakan
   rumus point serial.
4. Agar mahasiswa dapat menghitung hubungan dengan teknik korelasi menggunakan
    rumus biserial.
5. Agar mahasiswa dapat menghitung hubungan dengan teknik korelasi menggunakan
    rumus koefisien kontingensi.
Ringkasan Materi :
Hubungan atau korelasi dalam statistik memiliki makna sebagai hubungan antar dua
variabel, misal : hubungan antara tinggi badan dan berat badan, hubungan antara
inteligensi dan prrestasi belajar, dan lainnya. Hubungan (korelasi) dapat dilihat dari
berbagai segi, seperti : arah (positif dan negatif), besaran angka, tingkatan hubungan,
dan taraf signifikan. Arah Korelasi hubungan antara variabel itu jika ditilik dari segi
arahnya dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu hubungan yang sifatnya satu
arah,dan hubungan yang sifatnya berlawanan arah. Hubungan yang bersifat searah
diberi nama korelasi positif, sedang hubungan yang sifatnya berlawanan arah disebut
korelasi negatif. Contoh: Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) diikuti dengan
kenaikan ongkos angkutan; sebaliknya jika harga BBM rendah, maka ongkos angkutan
pun murah ( rendah ). Disebut Korelasi Negatif jika dua variabel ( atau lebih ) yang
berkorelasi itu, berjalan dengan arah yang berlawanan, bertentangan, atau berkebalikan.
Ini berarti bahwa kenaikan atau pertambahan pada variabel X misalnya, akan diikuti
dengan penurunan atau pengurangan pada variabel Y. Contoh : Makin meningkatnya
kesadaran hukum di kalangan masyarakat diikuti dengan makin menurunnya angka
kejahatan atau pelanggaran; makin giat berlatih makin sedikit kesalahan yang diperbuat
oleh seseorang; makin meningkatnya jumlah aseptor Keluarga Berencana diikuti dengan
makin menurunnya angka kelahiran; atau sebaliknya. Dalam dunia pendidikan
misalnya, makin kurang dihayati dan diamalkannya ajaran Islam oleh para remaja akan
diikuti oleh makin meningkatnya frekuensi kenakalan remaja; atau sebaliknya.
Jika ingin mengetahui ada-tidaknya korelasi dua gejala, maka terlebih dahulu perlu
diketahui tipe/jenis gejala atau data yang akan dikorelasikan, misalnya saja gejala yang
satu adalah gejala X dan yang satunya lagi adalah gejala Y, maka :
(1) Jika gejala X dengan Y keduanya dipandang tergolong ke dalam tipe gejala
    interval, teknik korelasi yang boleh dipercaya adalah "Korelasi Product Moment
    dari Pearson".
(2) Jika gejala X dengan Y keduanya merupakan tipe gejala nominal, teknik korelasi
     yang paling tepat adalah Korelasi Phi dan Koefisien Kontingensi (KK).
(3) Jika gejala X dengan Y keduanya merupakan tipe gejala yang berskala ordinal,
     korelasi yang tepat adalah Korelasi Tetrachorik, atau Kendall, atau Spearman
    (tata jenjang).
(4) Jika salah satu dari gejala tersebut (X atau Y) merupakan gejala interval,
    sedangkan yang satunya lagi gejala nominal; teknik korelasi yang tepat adalah
    point serial.
(5) Jika salah satu dari dua gejala (X atau Y) merupakan gejala interval,
     sedangkan yang satunya lagi gejala ordinal; teknik korelasi yang tepat adalah
     serial biasa.
(6) Jika dua gejala, yang satunya termasuk skala ordinal dan yang satunya lagi skala
nominal, teknik korelasi yang tepat adalah koefisien kontingensi (KK).
Contoh Penggunaan berbagai rumus korelasi.
1. Korelasi Product Moment (dari Karl Pearson), misal: peneliti ingin mengetahui
    korelasi antara berat badan dan tinggi badan 10 orang siswa SMA Negeri Bandar
   lampung.
3. Korelasi Point Biserial
Teknik korelasi yang dapat dipergunakan dengan tepat untuk menghitung korelasi dua
variabel yang satu berskala nominal dan yang satunya lagi berskala interval adalah
teknik korelasi point biserial.

4. Koefisien Kontingensi (KK)
Koefisien kontingensi merupakan salah satu cara untuk menghitung korelasi antara dua
gejala yang beskala nominal.
Tugas dan Latihan :
Berikut ini data tentang nilai matematika siswa SD Negeri 2 Rajabasa
55;64;66;62;64;58;64;67;68;71;75;57;56;59;61;65;56;59;61;65;64;57;58;52;53;
54;55;64;66;62;64;58;64;67;68;71;75;57;64;57;58;52;53;54;55;64;66;62;64;58;
56;59;61;65;64;57;64;58;52;53;54;55;64;66;62;64;58;64;67;68;71;75;56;59;61;
65;64;57;
Berikut ini data tentang nilai IPA siswa SD Negeri 2 Rajabasa
67;58;52;53;54;55;64;66;62;64;58;64;67;68;71;75;59;61;65;64;57;58;59;52;53;
54;55;64;66;62;64;58;64;67;68;71;75;57;56;59;61;65;64;57;61;58;52;53;54;55;
64;66;62;64;58;64;67;68;71;75;57;55;64;66;62;64;58;64;67;68;71;75;56;59;61;
65;64;57;
1. Hitunglah korelasi antara nilai matametika dan nilai IPA tersebut di atas dengan
    menggunakan rumus korelasi Produk Moment! Kesimpulan apa yang diperoleh
    (sesuai dengan empat macam analisis terhadap korelasi)?
2. Susunlah data tersebut sesuai dengan tingkatannya (tata jenjang), kemudian
    hitunglah dengan menggunakan rumus “rank order” Spearman. Kesimpulan apa
    yang diperoleh (sesuai dengan empat macam analisis terhadap korelasi)?
3. Susunlah data menjadi Tabel 3 X 3, kemudian hitunglah korelasinya
    menggunakan rumus “point biserial”! Kesimpulan apa yang diperoleh (sesuai
   dengan empat macam analisis terhadap korelasi)?
4. Bandingkan hasil korelasi ketiga macam model penghitungan tersebut,
    kesimpulan apa yang dapat anda peroleh!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar